Evaluasi Penentuan Stasiun Hujan di Pulau Sabu
Abstract
Hujan merupakan komponen masukan utama dalam proses hidrologi, dalam prosesnya dibutuhkan data hidrologi yang terdiri dari data curah hujan, data debit dan data iklim. Kesalahan dalam pemantauan data hidrologi tersebut akan menghasilkan data yang kurang optimal dan biasanya disebabkan oleh jumlah stasiun dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kurang memadai dan pola penyebaran stasiun hujan yang tidak merata. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi penentuan stasiun hujan yang saat ini tersediasehingga didapatkan jumlah dan penentuan stasiun hujan yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui pola jaringan stasiun hujan serta mengetahui tata letak posisi stasiun hujan yang baru berdasarkan Metode Kriging simulasi dengan software ArcGIS 9.3 dan Standard World Meteorological Organization (WMO) dan 2) membandingkan hidrograf pengamatan debit banjir rancangan antara stasiun hujan eksisting dan stasiun hujan rekomendasi. Hasil dari interpolasi Kriging didapatkan tiga stasiun hujan tambahan yaitu terletak di Desa Raenalulu Kecamatan Sabu Barat untuk stasiun hujan A, Desa Depe Kecamatan Sabu Barat untuk stasiun hujan B, stasiun hujan C terletak di Desa Raenyale Kecamatan Sabu Barat untuk stasiun hujan kondisi eksisting terdapat di Kelurahan Mebba Kecamatan Sabu Barat. Perbandingan hidrograf pengamatan hasil debit banjir rancangan metode Kriging dan kondisi eksisting pada alternatif yang dipilih mempunyai nilai kesalahan rata-rata kurang dari 10 persen, sehingga alternatif stasiun hujan yang terpilih dapat dijadikan rekomendasi tambahan stasiun hujan yang baru di Pulau Sabu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kata kunci: Curah Hujan Rancangan, Hujan, Interpolasi, Kriging, Stasiun Hujan Rekomendasi
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)