Prediksi TDS, TSS, dan Kedalaman Waduk Selorejo menggunakan Aerial Image Processing

Bambang Rahadi, Alexander Tunggul Sutan Haji, Andry Pratama Ariyanto

Abstract


Warna pada air berasal dari cahaya yang ditangkap oleh partikel-partikel tersuspensi atau sedimen pada air waduk tersebut. Partikel tersuspensi pada air waduk tentunya akan mempengaruhi TSS dan TDS. Kedalaman pada waduk juga mempengaruhi warna pada wilayah perairan waduk. Sifat fisik pada perairan waduk dapat ditangkap oleh kamera. Warna-warna tersebut diubah menjadi kode hexadecimal (RGB). Selanjutnya kode warna tersebut diklasifikasikan sesuai dengan keadaan lapang dimana TSS, TDS serta kedalaman akan menjadi parameter yang menentukan warna air tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui Standar Operasi dan Prosedur (SOP) pengambilan sampel gambar menggunakan penginderaan jauh pada Waduk Selorejo; mengetahui bagian waduk yang memiliki nilai TSS tinggi; dan mengetahui pengaruh TSS, TDS, dan kedalaman terhadap indeks warna. Penelitian ini menggunakan analisis spasial dan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuatitatif digunakan untuk menggambarkan tingkat kualitas air pada indeks warna yang berbeda. Pengambilan gambar dilakukan pada sepuluh titik pada waduk. Proses analisis menggunakan program Colour Picker. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa SOP pengambilan sampel gambar dan air pada Waduk Selorejo dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan agar terhindar dari perubahan kualitas air. TSS pada bagian tepi waduk lebih tinggi daripada bagian tengah. TSS dapat diprediksi, sedangkan kedalaman dan TDS tidak dapat diprediksi dengan indeks warna.


Keywords


indeks warna; kualitas air; monitoring; remote sensing

Full Text:

PDF

References


Ahmadi, R., & Handoko, R. (2009). Fisika Kesehatan. Mitra Cendekia.

Alaerts, G & Santika, S. S. (1987). Metoda Penelitian Air. Usaha Nasional, Surabaya.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air. Kanisius.

Lillesand, T. M. & Kiefer, R. W. (1994). Remote Sensing and Image Interpretation. John Wiley & Sons.

Nasution, M. I. (2008). Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir.

Pambuko, D. M., Jondri, J., & Umbara, R. F. (2013). Identifikasi kedalaman laut (bathymetry) berdasarkan warna permukaan laut pada citra satelit menggunakan metode ANFIS. JMI, 9(2), 167-178.

Parwali, E. (2006). Analisis hubungan penutup/penggunaan lahan dengan total suspended matter (TSM) Kawasan Perairan Segara Anakan menggunakan data inderaja. Jurnal Penginderaan Jauh, 3(1), 87-97.

Putra, A. (2010). Pengolahan Citra Digital. ANDI.

Rahayudi, B. & Marji. (2017). Pemetaan data dan visualisasi kedalaman air pada bendunagn / waduk. JTIIK, 4(2), 111-116

Risahdi & Pratama, F. F. (2013). Urgensi Data Kedalaman Perairan Bagi Indonesia. Universitas Pertahanan Indonesia Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jsal.2020.007.02.3

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Bambang Rahadi, Alexander Tunggul Sutan Haji, Andry Pratama Ariyanto