Identifikasi Luas Area Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Banjarbaru Berbasis Sistem Informasi Geografis

Nova Annisa, Hafiizh Prasetia, Rony Riduan

Abstract


ABSTRAK

Kegiatan pembangunan di perkotaan sering mengubah konfigurasi alami lahan menjadi sesuatu yang keras dan kaku. Permasalahan serupa juga terjadi pada wilayah Kota Banjarbaru yang hanya memiliki luas sebesar 371.3 km2 (37,130 hektar). Pada tahun 2010 dilaporkan bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Banjarbaru dengan luas 26,577.54 hektar. Luas RTH ini berkurang sangat signifikan pada tahun 2016, yaitu sebesar 2,683.83 hektar. Pengurangan luas RTH ini dimungkinkan adanya pembangunan skala besar yang dilakukan oleh pemerintah Kota Banjarbaru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi luas RTH di Kota Banjarbaru. Metode yang digunakan untuk mengetahui luas RTH adalah dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Data spasial yang digunakan berasal dari citra ikonos, quickbird, foto udara, peta penggunaan lahan dan RTH, peta RTRW Kota Banjarbaru, dan data sekunder dari instansi relevan. Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Quantum GIS chugiak 2.4.0. Berdasarkan hasil analisis SIG, bahwa RTH Kota Banjarbaru memiliki total luasan sebesar 13,584.15 hektar atau sekitar 36.59% dari luasan keseluruhan Kota Banjarbaru.

Kata kunci: Kota Banjarbaru, RTH, SIG

 

ABSTRACT

Development activities in urban areas often change the original configuration of land into something stiff and rigid. Similar problems also occur in areas of Banjarbaru city, which has only a place of 371.3 km2 (37,130 acres). In 2010 it was reported that the green open space (GOS) of Banjarbaru city had an area of 26,577.54 acres. The size of this GOS was significantly reduced in 2016, which was 2,683.83 acres. The reduction of GOS size as possible in developing a large scale carried out by Banjarbaru municipality. This study aimed to identification of size area of GOS in Banjarbaru city. The research design was conducted using a geographic information system (GIS). Spatial data used originates from ikonos imagery, quickbird, aerial photographs, map of land use and green open space, map of spatial master Banjarbaru city, and secondary data from the relevant institution. Analysis and processing data was undertaken on the software Quantum GIS Chugiak 2.4.0. Based on the GIS analysis, green open space in  Banjarbaru city has a total of 13,584.15 acres or about 36.59 percent of whole cities in Banjarbaru city.

Keywords: Banjarbaru city, GOS, GIS


Keywords


Kota Banjarbaru; RTH; SIG; Banjarbaru city; GOS; GIS

Full Text:

PDF

References


Annisa, N., Kurnain, A., Indrayatie, E. R., & Peran, S. B. (2015). Iklim mikro dan indeks ketidaknyamanan taman kota di Kelurahan Komet Kota Banjarbaru. EnviroScienteae, 11(3), 143-151.

Annisa, N., & Prasetia, H. (2017). Manajemen limpasan air hujan di daerah perkotaan dengan rain garden dan menjaganya dari keberadaan nyamuk. Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan), 3(2), 47-54. https://doi.org/10.20527/jukung.v3i2.4027

Annisa, N., Prasetia, H., & Riduan, R. (2019). Green configuration-based GIS spatial model in riparian area of the River Kuin Banjarmasin, Indonesia. MATEC Web of Conferences, 280, 04006. https://doi.org/10.1051/matecconf/201928004006

Annisa, N., Riduan, R., & Prasetia, H. (2016a). Aplikasi rain garden untuk memperindah dan meningkatkan kualitas lingkungan kota. Jukung Jurnal Teknik Lingkungan, 2(2), 22-37.

Annisa, N., Riduan, R., & Prasetia, H. (2016b). Model rain garden untuk penanggulangan limpasan air hujan di wilayah perkotaan. 2(1), 78-92.

Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah. (2016). Rencana aksi kota hijau (RAKH) Kota Banjarbaru Tahun 2016. Pemerintah Kota Banjarbaru.

Dixon, K., & Wolf, K. (2007). Benefits and risks of urban roadside landscape: finding a livable, balanced response. Proceedings of the 3rd Urban Street Symposium

Fam, D., Mosley, E., Lopes, A., Mathieson, L., Morison, J., & Connellan, G. (2008). Irrigation of urban green spaces: a review of the environmental, social and economic benefits. Cooperative Research Center for Irrigation Futures Technical Report No. 04/08.

Feng, M., Shaw, S. L., Fang, Z., & Cheng, H. (2019). Relative space-based GIS data model to analyze the group dynamics of moving objects. ISPRS Journal of Photogrammetry and Remote Sensing, 153(July), 74-95. https://doi.org/10.1016/j.isprsjprs.2019.05.002

Georgi, N., & Zafiriadis, K. (2006). The impact of park trees on microclimate in urban areas. Urban Ecosystems, 9, 195-209.

Groenewegen, P. P., Van den Berg, A. E., De Vries, S., & Verheij, R. A. (2006). Vitamin G: effects of green space on health, well-being and social safety. BMC Public Health, 6, 149. http://www.biomedcentral.com/1471-2458/6/149

Hillsdon, M., Panter, J., Foster, C., & Jones, A. (2006). The relationship between access and quality of urban green space with population physical activity. Public Health, 120(12), 1127-1132.

Jalkanen, J., Fabritius, H., Vierikko, K., Moilanen, A., & Toivonen, T. (2020). Analyzing fair access to urban green areas using multimodal accessibility measures and spatial prioritization. Applied Geography, 124(November), 102320. https://doi.org/10.1016/j.apgeog.2020.102320

Krisdianto, Ridwan, I., Haryanti, N. H., Asmarini, D., & Prasetia, H. (2010). Kajian tanaman trembesi sebagai pohon peneduh dan inventarisasi aset RTH Kota Banjarbaru.

Laing, R., Miller, D., Davies, A., & Scott, S. (2006). Urban green space: the incorporation of environmental values in a decision support system. Journal of Information Technology in Construction (ITcon), 11(14), 177-196.

Löfvenhaft, K., Björn, C., & Ihse, M. (2002). Biotope patterns in urban areas: a conceptual model integrating biodiversity issues in spatial planning. Landscape and Urban Planning, 58(2-4), 223-240.

Papadakis, G., Tsamis, P., & Kyritsis, S. (2001). An experimental investigation of the effect of shading with plants for solar control of buildings. Energy and Buildings, 33(8), 831-836.

Prasetia, H., Harijati, N., & Annisa, N. (2018). Rain garden. CV IRDH.

Rahman, M., Awaluddin, M., & Hani'ah. (2016). Analisis spasial ketersediaan ruang terbuka hijau terhadap jumlah penduduk di Kota Solo. Jurnal Geodesi Undip, 5(3), 41-51.

Riduan, R., Sasmalini, Prasetia, H., & Annisa, N. (2019). Evaluation of tidal swampland suitability based on GIS spatial model on Barambai reclamation unit, South Kalimantan. MATEC Web of Conferences, 280, 05020. https://doi.org/10.1051/matecconf/201928005020

Ruslan, M., & Rahmad, B. (2012). Kajian ruang terbuka hijau dalam rangka pembentukan hutan kota di Banjarbaru. Jurnal Hutan Tropis, 13(1), 73-91.

Schipperijn, J., Bentsen, P., Troelsen, J., Toftager, M., & Stigsdotter, U. . (2013). Associations between physical activity and characteristics of urban green space. Urban Forestry & Urban Greening, 12(1), 109-116.

Stessens, P., Canters, F., Huysmans, M., & Khan, A. Z. (2020). Urban green space qualities: An integrated approach towards GIS-based assessment reflecting user perception. Land Use Policy, 91(May 2019), 104319. https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2019.104319

Stessens, P., Khan, A. Z., Huysmans, M., & Canters, F. (2017). Analysing urban green space accessibility and quality: A GIS-based model as spatial decision support for urban ecosystem services in Brussels. Ecosystem Services, 28, 328–340. https://doi.org/10.1016/j.ecoser.2017.10.016

Van Dillen, S., de Vries, S., Groenewegen, P., & Spreeuwenberg, P. (2012). Greenspace in urban neighbourhoods and residents’ health: adding quality to quantity. J. Epidemiol. Community Health, 66(6), e8-e8.




DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jsal.2020.007.03.1

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Nova Annisa, Hafiizh Prasetia, Rony Riduan