Aktivitas Biosurfaktan Serratia Marcescens strain MBC1 dalam Mengemulsikan Solar dengan Variasi pH dan Media

Cindy Lukyta Ratih Riyanto, Sumardi Sumardi, Salman Farisi, Christina Nugroho Ekowati, Achmad Arifiyanto

Abstract


ABSTRAK

Resiko pencemaran lingkungan akibat tumpahan solar meningkat tiap tahunnya, oleh karena itu diperlukan upaya ramah lingkungan dengan biaya produksi rendah. Penelitian ini menggunakan bakteri Serratia marcescens strain MBC1 dengan tujuan menguji aktivitas biosurfaktan yang dihasilkan dalam melarutkan solar. Bakteri ini ditumbuhkan pada media produksi Trypton Water, limbah cair produksi tepung tapioka, dan limbah cair produksi  tepung maizena yang masing-masing telah diberi variasi pH yaitu 6, 7, dan 8 kemudian diinkubasi selama 7 hari. Biosurfaktan dari media produksi dipanen dengan sentrifuse dan diuji aktivitas biosurfaktan dengan 3 parameter uji yaitu uji drop collapse, uji oil displacement, dan uji emulsifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biosurfaktan yang dihasilkan dari ketiga jenis media produksi mampu melarutkan solar. Biosurfaktan hasil produksi dari media limbah cair produksi tepung maizena pH 7 menunjukkan aktivitas melarutkan solar paling optimum dengan indeks emulsifikasi sebesar 63.88%.

Kata kunci:  biosurfaktan, Serratia marcescens strain MBC1, solar

ABSTRACT

The risk of environmentall pollution due to diesel fuel spills increases every year therefore it takes an effort that is safe for the environment with low production costs. These bacteria are grown in the media productions that are Tryptone Water, cornstarch wastewater and tapioca wastewater each of them had been given pH variation that are 6, 7, and 8 then incubated for 7 days. Biosurfactants from media productions were harvested by centrifuge and tested for biosurfactant activity with 3 test parameter there are drop collapse test, oil displacement test, and emulsification test. The result showed that the biosurfactants produced from the three types of media production were able to dissolve diesel fuel. Biosurfactant produced from cornstarch wastewater pH 7 showed the most optimum dissolving of diesel fuel with emulsification index is 63.88%.

Keywords:  biosurfactant, Serratia marcescens strain MBC1, diesel fuel

Keywords


biosurfaktan; Serratia marcescens strain MBC1; solar; biosurfactant; Serratia marcescens strain MBC1; diesel fuel

Full Text:

PDF

References


Araujo, H. W. C., Andrade, R. F. S., Rodriguez, D. M., Ribeaux, D. R., Silva, C. A. A., & Takaki, G. M. C. (2019). Sustainable biosurfactant produce by Serratia marcescens UCP 1549 and its suitability for agricultural and marine bioremediation application. Microbial Cell factories, 18(2), 1-13. Doi: 10.1186/s12934-018-1046-0

Ciccyliona, D. Y., dan Nawfa, R. (2012). Pengaruh pH terhadap produksi biosurfaktan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa lokal. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 1(1), 1-6.

Cooper, D. D. G & Paddock, D. A. (1984). Production of a biosurfactans from torulopsis bombicola. Applied Environmental Microbiology, 47, 173-176.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. (1981). Daftar Komposisi Bahan Makanan. Penerbit Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Furqani, L. H. (2018). Pemanfaatan air rebusan biji dan tongkol jagung sebagai substrat produksi bakteri Bacillus pumilus UAAC 21623 dan uji aktivitas antibakterinya [skripsi, Universitas Andalas]. Digital Library.

Gozan, M., Fatimah, I. N., Nanda, C., dan Haris, A. (2014). Produksi biosurfaktan Pseudomonas aeruginosa dengan substrat limbah biodiesel terozonasi untuk peningkatan perolehan minyak bumi. Journal of Agro-based Industry, 31(2), 39-44.

Jagtap, S. S., Woo, M., Kim, T. S., Dhiman, S. S., Kim, D., & Lee, J. K. (2014). Phytoremediation of diesel contaminated soil and saccharification of the resulting biomass. Fuel, 116, 292-298.

Komarawidjaja, W. (2009). Karakteristik dan pertumbuhan konsorsium mikroba lokal dalam media mengandung minyak bumi. Jurnal Teknik Lingkungan, 10(1), 114-119.

Putri, L. K. (2014). Pengaruh penambahan glukosa sebagai co-substrat dalam pengolahan limbah minyak solar menggunakan sistem High Rate Alga Reactor (HRAR) [skripsi, Institut Teknologi Sepuluh November]. Digital Library.

Reningtyas dan Mahreni, R. (2015). Biosurfaktan. Eksergi, 12(2), 12-22.

Rodriguez, D. M., Andrade, R. F. S., Ribeiro, D. L. R., Ribeaux, D. R., Lima, R. A., Araujo, H. W. J. & Takaki, G. M. C. (2015). Bioremediation of petroleum derivative using biosurfactant produced by Serratia marcescens UCP/WFCC 1549 in low cost medium. International Journal of Current Microbiology and Applied Science, 4(7), 550-562.

Suryanti, Y., Hastuti, S., Handayani, D. S., dan Windrawati. (2014). Biosintesis biosurfaktan oleh Pseudomonas aeruginosa menggunakan limbah cair industri tapioka sebagai media. ALCHEMY jurnal penelitian kimia, 10(1), 22-30.

Walter, V., Syldatk, C., Hausmann, R. (2010). Screening concepts for the isolation of biosurfactant producing microorganisms. Adv Exp Med Biol., 672, 1-13. Doi: 10.1007/978-1-4419-5979-9_1

Yasmin, Z., Wulansarie, R. (2018). Review perbandingan pencemaran minyak di perairan dengan proses bioremediasi menggunakan metode biostimulus dan bioaugmentasi. Jurnal Reka Buana, 3(1), 67-72. Doi: 10.33366/rekabuana.v3i1.943

Yuliana, C., Hertadi, R., dan Wahyuningrum, D. (2019). Produksi dan optimasi biosurfaktan dari bakteri halofilik Chromohalobacter japonicas BK-AB18. CHEESA: Chemical Engineering Research Article, 2(2), 56-65. Doi: 10.25273/cheesa.v2i2.5410




DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.03.3

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan